Cerita Alfatih Santri yang Selamat Usai 3 Hari Tertimbun Reruntuhan Musala Al Khoziny

  • Share
Cerita Alfatih Santri yang Selamat Usai 3 Hari Tertimbun Reruntuhan Musala Al Khoziny


Alfatih Cakra Buana (14 tahun) korban ketiga yang berhasil diselamatkan kemarin, Rabu (1/10/2025) dari timbunan bangunan musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Sidoarjo sejak kejadian, Senin (29/9/2025).

Ia tiba di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo sekitar pukul 19.00 WIB, urutan ketiga setelah dua korban sebelumnya yakni Syehlendra Haical (13 tahun) dan Muhammad Wahyudi (13 tahun).

Kondisinya, sehat, tanpa luka serius, hanya lecet, bahkan besok sudah diperbolehkan pulang. Ia juga lancar menceritakan kejadian yang dialami tanpa merasa trauma.

Alfatih mengaku sebelum insiden terjadi tepatnya pada, Senin (29/9/2025) lalu, sebelum salat ashar, ia sudah menunggu Azan di musala, tapi akhirnya ketiduran.

Sempat terbangun karena gemuruh gedung ambruk, dia kemudian lari berusaha menyelamatkan diri, tapi kemudian pingsan.

“Iya (lari), tapi terus ketimpa. Iya. (Sekarang) enggak sakit sama sekali,” katanya saat ditemui di ruang rawat RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).

Ia sempat sadar saat berada di bawah reruntuhan bangunan musala yang ambruk itu, tapi kondisinya sudah gelap.

Alfatih mengatakan kalau dirinya hanya sempat berkomunikasi dengan teman di sebelahnya yang sama-sama terjebak, sebelum akhirnya tak sadar lagi.

Aktivitas petugas penyelamat yang mencongkel bagian bawah lantai kemudian membangunkan tidur panjangnya.

“Aku tanya apa sudah bisa keluar. (Lalu) keluarnya itu kayak merangkak, sedikit-sedikit,” ungkapnya.

Ternyata tubuhnya terlindungi gundukan pasir, dan wajahnya terlindungi oleh seng yang menutup bagian kepalanya.

Selama tidur panjang hampir tiga hari sebelum sadar karena dievakuasi, ia mengaku mimpi jalan-jalan berkeliling di jalan gelap tanpa lampu dengan naik mobil pikap.

Ia juga mimpi minum air yang disalurkan lewat selang. “Mimpi tapi kayak asli minumnya rasanya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Barcelona Comeback, Menang Dramatis atas Levante

Mendengar cerita putranya, Abdul Hanan tak henti mengucap syukur. Ia merasa seperti diberi keajaiban Allah, karena doa yang dipanjatkan tanpa putus. Surat Al-Kahf untuk menenangkan Alfatih benar-benar sampai ke putranya itu.

“Saya takut dia enggak tenang, nanti kehabisan energi, teriak-teriak, jadi saya baca terus surat itu tanpa putus,” ujarnya penuh haru.

Abdul Hanan, ayah dari Alfatih Cakra Buana (14 tahun) korban selamat usai tertimpa reruntuhan musala Ponpes Al Khoziny ambruk selama 3 hari masih rawat inap di RSUD R.T. Notopuro Sidoarjo, Kamis (2/10/2025). Foto: Meilita Elaine suarasurabaya.net

Sebelumnya pada pekan lalu, Alfatih sempat pulang ke rumah. Ia minta supaya baru dikembalikan ke pondok hari, Rabu (1/10/2025), namun Abdul Hanan memaksa mengantarkan putranya itu, pada Sabtu (27/9/2025).

Abdul Hanan sempat menyesali keputusannya itu, karena akhirnya membuat Alfatih jadi salah satu korban ambruknya musala ponpes tersebut, pada Senin (29/9/2025).

“Sebelum kejadian dia sempat mimpi juga lihat gedung runtuh,” katanya.

Kini, kesehatan Alfatih sudah lebih dari cukup baginya. Ia mengucapkan banyak terima kasih ke pemerintah dan tim penyelamat. (lta/bil/faz)



Source link

  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *